Jumat, 13 Desember 2019

Think About It. | Cerpen Karya Novi.

Jumat, 13 Desember 2019 - by jurnalis smapa 0






"Belajarlah sayang, kok main hp terus. Nanti ga bisa ngisi soal ujian loh ya?". Bujuk ibu padaku.
"Sebentar lagi ya bu, ini temanku masih ada perlu". Sahut diriku.
"Sudahlah..", bujuk ibu kembali.
"Iya bu iya".
   Ibu kembali kekamarnya yang memang sedari tadi ingin menunaikan shalat, tetapi beliau jeda hanya untuk mengingatkanku untuk belajar. Memang kamarku dengan kamar ibu berjejeran letaknya. Dan sayup-sayup aku mendengar doa ibu setelah beliau menunaikan shalat.


"Tuhan, anakku sedang melewati hal-hal yang mungkin pertama kali bagi dirinya dijenjang atas seperti ini, aku mohon untuk engkau mudahkan segala urusan dan halangan yang dia lewati. Aku percaya, bahwa dirinya bisa menjaga kepercayaanku untuk tidak melakukan kecurangan pada ujiannya nanti".
Aku memandang tembok sejenak, memikirkan hal yang baru saja aku dengar. Aku sadar bahwa ibuku telah mempercayakan aku untuk tidak melakukan hal-hal yang tak seharusnya kulakukan. Ada sedikit rasa sedih yang menerpa diriku, sebab ibu sudah berdoa kepada tuhan untukku. Aku mencoba memegang kepercayaan ibu, mencoba sekuat tenaga untuk tidak mengecewakan ibu. Aku memang belajar, menghafalkan apa yang menjadi jawaban untuk soal-soal diujianku nanti. Melewati masa-masa mengerjakan tanpa perantara apapun, tanpa pertanyaan apapun. Aku takut ibu kecewa denganku, sedih karena ulahku dan resah karena tindakanku. Tetapi apa dayaku? Yang sedari awal tanpa perantara apapun mengerjakan soal lalu dikalahkan dengan teman yang mengerjakan dengan bantuan? Aku tak iri. Hanya saja aku khawatir dengan orang tuanya yang berdoa agar anaknya bisa tanpa bantuan apapun namun dibohongi hanya karena ingin meninggikan nilai mereka.


Bukan untuk apapun aku menulis tentang hal ini, hanya saja aku ingin kamu sadar bahwa ada orang yang senantiasa berdoa untukmu hanya karena ingin anaknya pintar dengan hasil sendiri, bukan hasil orang lain. Aku yakin kamu semua bisa melewati semuanya sendiri, hanya saja karena hasutan teman yang biasa melakukan dan karena kamu malas untuk memikir sendiri dan lebih memilih jalan pintas yang akan menjerumuskan dirimu sendiri pada kekecewaan yang abadi.
Sekarang coba bayangkan, ibumu yang bahagia mendengar dirimu menang melewati ujian ini. Bukan karena dibantu namun karena diri sendiri yang tahu. Betapa merona wajahnya mendengar hal ini. Mungkin kamu akan ditempatkan dihatinya paling pertama karena sudah menyenangkan dirinya. Apa kau tahu, apa yang kita dapatkan dengan membahagiakan ibu walaupun sesaat? Coba pikir-pikir lagi dengan niat yang akan kamu lakukan saat ujian nanti.


Ujian telah selesai. Ibuku menungguku yang sedari tadi sudah menunggu didepan pintu untuk mendapatkan kabar baik dariku.


"Bagaimana dengan ujianmu nak? Apa kau berhasil mengatasi semuanya? Apa kau mengerjakan ini tanpa bantuan dari siapapun dan apapun?"

Terimakasih..

Tags:
About the Author

Write admin description here..

0 coment�rios:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kata Bijak

Hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan hanya dengan satu hobi. Setidaknya milikilah tiga macam hobi, satu yang bisa menghasilkan uang, satu lagi yang bisa menjaga kesehatan, dan satu lagi yang bisa membuat kita selalu kreatif #arulight

Cari Blog Ini

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Text Widget