Minggu, 08 Desember 2019

Fragmen Para Hewan | Cerpen Karya Tsabita

Minggu, 08 Desember 2019 - by JURNALIS SMANPAC 0


Ada sebuah cerita entah itu apa. Ada sebuah bangunan yang terkenal angker karena jarang ditempat tinggal, bahkan ada yang lebih menyakinkan tentang keangkeran tersebut Yakni tembok luar bawah bagian kiri ada sebuah bentuk wajah manusia yang minta bantuan. "Memang seram itu rumah, kemarin aku lewat sana saat pulang kerja jam 12 malam. Saat itu aku mendengar suara aungan yang keras, sama suara orang memecahkan kaca terus menerus, setelah mendengar itu aku berhenti sebentar, untuk mengetahui apa yang terjadi, tapi tiba tiba.." cerita si Buaya panjang lebar sambil sengaja berhenti agar teman temannya merasa penasaran.

" lalu apa yang terjadi?" Tanya si Burung Beo yang kelihatan penasaran

"Tenang akan aku lanjutkan kok. Tiba tiba setelah lama menunggu apa yang terjadi, aku melihat api besar yang tampak seperti membakar rumah itu disertai aunga yang keras sama suara perempuan dan bayi  tertawa, tapi ketika aku meraba tembok rumah itu, ternyata tidak terjadi kebakaran, suara tadi juga hilang ditelan kesunyian. Aku semakin merinding, aku langsung pukang dan beranjak tidur. Tapi aku tidak hisa tidur, karena memikirkan kejadian tadi, dibenakku apa itu tadi? Aku berpikir keras, hingga  membuatku tak bisa tidur tenang. Coba kalian pikirkan, masuk akalkah jika ada api besar membakar  rumah, tapi ada orang yang tertawa sangat keras." Ucap si Buaya sambil dikelilingi oleh Burung Beo, Ikan, dan Gajah. Mereka ketakutan mendengar ceritanya Buaya. Disaat yang lain ketakutan, tiba tiba ada yang menusulkan ide yang dapat mengecilkan nyali mereka, adalah si Ular yang menguuslkan agar mereka memasuki rumah itu untuk mencari kebenarannya. Saat si Ular mengukakan pendapatnya serentak ditolak oleh mereka, kecuali seorang saja yang menyetujuinya yakni si Kancil, orang paling cerdas se kampung. Karena si Kancil menyetujui akhirnya mereka yang berkumpul tadi akhirnya mengangguk setuju.

"Baiklah besok malam, aku tunggu di sini, datanglah, jangan sampai tak datang nanti rugi." Ucap si Ular sambil meninggalkan tempat jandoman itu.

Besok malamnya, Gajah, Buaya, Ikan, Burung Beo, Kancil, dan Ular sudah brrkumpul, akhirnya mereka menuju rumah angker itu. Dan sampailah mereka di depan rumah itu, tiba tiba mereka mendengar suara tertawa laki laki yang menggelegar seolah olah habis terkurung ratusan tahun dan baru bebas sekarang. Setelah kejadian itu membuat nyali mereka menciut. 

"Mengapa kita tidak kembali ke rumah? Kayaknya rumah itu kayaknya berbahaya ,membuatku sesak bernafas di sini." Ucal si Ikan sambil memegangi dadanya seolah olah ia akan mati sekarang.
"Ah. Udah masak gini aja takut? Tunjukin ke manusia kalau kita makhluk pemberani, kan hanya suara tertawa masak gitu aja takut?" Ucap si Ular. Ucapan si Ular itu di setujui oleh si Kancil.
" ayo teman teman mari kita masuk!" Ucap si Kancil lantas beranjak memasuki rumah itu.

Sampai di dalam rumah itu, pintu yang tadi terbuka tiba tiba menutup dengan sangat kencang mengagetkan mereka semua. Saat Gajah akan menarik pintu tiba tiba ada yang menariknya menjauh dari rombongan teman temannya. Gajah yang malang itu hanya bisa berteriak tolong sebelum ia tak sadarkan diri.

Kancil yang telinganya tajam, mendengar suara teriakan itu kemudian si Kancil menyuruh teman temannya agar mencari tempat bersembunyi dahulu. Setelah mendapatkan ruangan yang sekiranya aman, mereka berdiskusi tentang kejadian yang menimpa Gajah. Akhirnya mereka sepakat untuk berpencar secara berkelompok. Kancil dengan Ikan, Ular dengan Burung Beo, dan Buaya. Setelah 1 jam mereka bersepakat untuk kumpul bersama diruangan yang sama namun hasilnya nihil, si Kancil dan Ikan tidak menemukan teman temannya, melainkan mereka bertemu dengan ceceran darah segar yang banyak dan masih baru. Akhirnya mereka mengikuti darah itu. Hibga mengantarkan mereka ke sebuah ruangan yang mana disan didinding dindingnya ada banyak  papan yang berjejeran dengan kepala teman temannya yang penuh darah. Setelah melihatnya si Kancil bisa menyimpulkan bahwa ada psikopat yang membunuh teman temannya. Saat ia tenggelam dalam pikiran tiba tiba Ikan berteriak tolong  srkali, setelah itu, si Kancil melihat kr belakangnya dan mendaoati tubuh si Ikan yang sudah tidak ada kepalanya. Saat ia menghadap kedepan ia bertatapan dengan seseorang yang berhidung mancung, mata merah, dan pastinya Kancil tau orang dihadaoannya adalah laki laki.
Dengan segenap keberanian kancil akhirnya berbincang bincang dengannya.

"Apa maumu? Membunuh semua teman temanku dan mengambil kepalanya saja. Ha?" Sentak si Kancil pada orang itu.

Orang yang dihadapannya itu hanya tertawa membuat Kancil bingung, ada apa sebenarnya? Setelah puas tertawa, pria itu baru menjawab pertanyaan Kancil.

"Apa mauku? Kau bertanya padaku? Ha? Akan aku jelaskan, mauku adalah membalas semua kesakitan yang aku alami selama ini! Baik manusia maulun hewan, aku akan membunuh mereka dan memakan hati mereka. Seperti mereka menyakiti, mengkoyak hatiku." Ucap pria itu.

" oh itu, maumu,. Lalu mengapa kamu begitu? Kasihan yang lain yang tidak bersalah!" Balas Kancil.

"Tidak bersalah? Ha? Semua yang ada dunia ini bersalah akan penderitaanku!" Kau tahu bagaimana rasanya tidak pernah dihargai hanya karena aku memiliki warna bola mata merah. Mereka semua menganggap mitos    tentang warna bola mata itu nyata! Aku tidak dianggap anak karena bola mataku berbeda dengan keluargaku, mereka mengasingkan ku ke negeri para hewan! Tidak ada teman, sendiri selama 12 tahun! Aku diasingkan sejak berumur 5 tahun! Kau tahu saat itu aku masih kecil aku hanya dibekali makanan dan minuman satu bakul untuk bertahan selama ini! Mereka tidak pernah menjengukku! Hanya karena berbeda! Apa kau tahu bagaimana rasanya. Ha? Coba bayangkan apa yang kualami selama ini! Coba! Aku selalu mencoba untuk mengakhiri hidupku tapi aku masih tetap hidup! Tak hanya itu mereka semua menghianati kepercayaanku! Kau tahu bahkan mereka mempengaruhi sahabatku!" Ucap pria itu sambil menunjuk ke sebuah papan yang ada kepala manusia disana. Kancil paham kepala itu milik siapa. Yah siapa lagi kalau bukan sahabat pria di depannya itu.

"Setelah berpikir selama bertahun tahun, 2 tahun yerakhir aku memiliki ide yabg cemerlang! Yakni membalas semua dendamku! Tuhan memberkatiku dalam misiku selama ini! Hahahahaha"Lanjut pria itu. Tawa pria itu semakin menjadi jadi. Hingga membuat Kancil tak sabar menyela cerutanya.

"Oh ya? Allah memberkatimu dalam misi ini? Kurasa tidak! Ala yang membuatmu berpikiran bahwa Allah memberkatimu. Ha? Allahenciptakan makhluk yang berbeda untuk saling mengenal dan saling mencintai.."

"Omong kosong! Hentikan omong kosongmu! Aku tak ingin mendengarnya! Aku tahu Tuhan memberkatiku karena setiapa aku akan membunuh tak ada kesulitan yang kuhadapi! Hahahaha. Dan satu lagi Tuhan menciptakan perbedaan untuk saling mengenal dan saling mencintai? Lalu bagaimana denganku aku dulunya sebelum di asingkan aku percaya semua itu. Tapi sejak diasingkan aku tidak akan mempercayainya lagi! Hya.." Ucap pria itu sambil mengibaskan kapak ke kepala Kancil. Tapi Kancil bisa menghindar. Setelah menghindar ia mengatakan beberapa kalimag ke pria itu.

"Aku tahu bagaimana rasanya menjadi seperti kau. Sakit, memang. Aku juga pernah mersakannya. Diasingkan, sepertimu karena aku memiliki akal yang hebat seperti manusia. Tapi aku tidak pernah berhenti percaya akan kalimat itu. Maka dari itu aku bisa membalaskan persaan sakitku dengan jalan yang baim bukan spertimu. Akhirnya orang mmyang mengasingkanku bisa menerimaku apa adanya. Aku hanya berharap kau mempercayai kalimat itu, karena sejatinya di dunia ini memang ada yang benci kepada kita, tapi ingatlah pasti ada orang yang menyayangi kita. Di dunia ini ada beberapa orang yang bernasip sama denganmu. Aku harap kamu memulai semua dari titik nol." Ucap si Kancil sambil menatap tajam pria itu.

Tiba tiba pria itu menjatuhkan kapaknya. Dan jatuh terduduk dilantai sambil menangis.

"Kau benar, seharusnya aku tetap mempercayai kalimat itu, seharusnya aku membalas persaanku dengan cara yang benar. Bukan dengan cara seperti ini. Benar setelah aku membunuh keluaragaku, sahabatku, dan yang lain aku merasa semakin kesepian,semakin gelisah, senakin tertekan. Aku akan memulai kehidupanku dari nol. Aku akan percaya kalimat itu. Percayalah padaku." Ucap pria itu.

"Baiklah aku percaya padamu. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya siapkah dirimu sebenarnya? Karena aku melihat tampangmu aku kira kamu bukanlah masyarakat biasa." Tanya si Kancil kepada pria itu.

"Ha. Namaku Fire. Memang aku bukan masyarakat biasa. Aku anak dari Raja Damordran. Raja paling disukai seluruh makhluk. Sebenarnya ayahku baik tapi ia dipengaruhi oleh saudaranya yang bengis itu. Membuat ayah memperlakukanku seperti itu."
Selesai.

Tags:
About the Author

Write admin description here..

0 coment�rios:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kata Bijak

Hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan hanya dengan satu hobi. Setidaknya milikilah tiga macam hobi, satu yang bisa menghasilkan uang, satu lagi yang bisa menjaga kesehatan, dan satu lagi yang bisa membuat kita selalu kreatif #arulight

Cari Blog Ini

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Text Widget