Ada cerita tentang perjalanan seseorang saat pulang sekolah. Namanya Pipit, ia jarang pake banget pulang sekolah pakai angkot, tapi tuk sekarang ini ia harus pasrah menggunakan angkot sebagai transportasi, karena ia mendapat hukuman dari papanya. Masalah nya sepele, Pipit putus dengan Alan, sedangkan papanya sudah merestui hubungan mereka. Nah putusnya Pipit dengan si Alan juga karena masalah sepele. Yaitu Alan lupa kalau ia harus belikan pentolnya kak Tsul. Pipit akhirnya putus dengan si Alan.
Alhasil ia dihukum oleh papanya, dan sialnya karena ia sudah putus dengan Alan ia terpaksa gk bisa minta temenin pulang. Rumah Pipit beda dengan temannya. Maka dari itu, sore tanggal 30 Desember 2030 ia pulang dengan angkot.saat di angkot ia merasa sumpek, mual, ingin rasanya ia keluar dari jendela angkot yang lagi jalan. Di tengah perjalanan, ada ibu ibu yang naik dan duduk di samping si Pipit. Ibu ibu itu sedang gosip entah itu membuat gita benar benar tak tertarik. Setelah itu ada bunyi notifikasi dari temennya tentang humor. Ia akhirnya senyum senyum sendiri tanpa tahu bahwa ia sejak tadi di liatin dgn orang orang. Setelah main hp, Pipit mandang keluar jendela. Tiba tiba pak sopir mengajak ngobrol penumpangnya.
"Tak ada masa yang indah, kecuali masa sma" ucap pak sopir sambil melihat kaca spion. Pipit tiba tiba tertegun kenapa pak sopir bicara seperti itu? Memang sih banyak orang yang mengaggap masa sma itu masa yang indah, tapi kan gk semuanya kok yang indah, batin si Pipit.
Ternyata ada ibu ibu rumpi tadi yang menanggapinya.
" iya tak ada kisah kasih yang waw kecuali masa sma ya bang?" Sambil tersenyum kepada Pipit. Melihat perlakuan ibu tadi, Pipit baru dong kalau mereka sedang membicarakannya secara halus. Setelah sadar akan hal itu, ia hanya membalas dengan senyuman palsu. Yah gimana nggak Pipit tahu arah pembicaraan mereka, yang membuat Pipit makin kesal. Tak hanya berhenti di situ mereka menyindir Pipit. Mereka masih tetap membicarakan seputar itu, yang membuat Pipit tak tahu apa yang harus ia lakukan, akhirnya ia hanya bisa tersenyum sambil berbicara di hati dan menumpat.
Lanjut trus aja.. nyinder saya, shit capek nih pura pura senyum, kenapa gak berhenti" sih....
Bahkan mereka sampai nekat dengan lebih terang terangan.
"Eh ni neng, cantik kenapa naik angkot saya atuh?" Ucap pak sopir itu dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"Iya pak, anak cantik begini pasti udah punya itu tu yang biasanya bersama, masak naik angkot beginian?" Ucap salah satu dari ibu ibu itu.
Akhirnya Pipit saking mangkelnya, ia pun menanggapi percakapan mereka
"Iya bu saya punya banyak pacar bu! Mereka merekanya lagi kerja ke luar negeri, dan gantengnya gak ada yang bisa ngalahkan!" Ucap Pipit dengan senyum yang dimanis maniskan meski dari kalimatnya sudah keliatan kalau Pipit sedang kesal. Dan ternyata.. oh namanya juga orang agak tua, pemahaman sudah mulai menurun. Mereka malah bertanya ke Pipit yang sudah berharap sebelum ia turun ia tidak ditanyai maupun disindir lagi. Dugaan Pipit salah besar.
"Eh.. sudah kerja?! Tapi kan neng lagi sekolah emang ada ya yang kayak gitu?"tanya pak sopir kepada gita.
"Emang ada kok, kalau gak ada, gak akan pacaran dengan mereka!"ucap Pipit sambil menanti kapan ia segera turun dari angkot.
"Eh gantengnya seberapa? Kok sampai orang indonesia gak bisa ngalahkan? Punya fotonya nduk?" Ucap ibu yang sejak tadi hanya diam menyimak.
"Punya kok bu, selalu dibawa everywhere and anywhere. Nih bu! Gantengkan!" Ucap Pipit sambil nunjukkan foto Park Chanyeol yang ada disakunya. Setelah ia nunjukkan foto itu, bertepatan dengan sampainya tujuan Pipit, akhirnya Pipit bergegas turun dari angkot sambil mengumpat, shit aku gak akan naik angkot itu lagi,
Pesan yang bisa diambil itu meski dengan orang lain yang mangkelkan hati kalau lebih tua jangan ngeggas ngomongnya.
Terus maaf jika ada nama yang sama harap maklum ini asal beri nama. []
0 coment�rios: